Mereka adalah
anak-anak Pantai Soba, Mappi, Papua.
Mereka tidak tahu presidennya siapa, Pancasila apa, politik apa, dan
hal-hal tetek mbengek lainnya. Yang mereka tahu hanya Persipura, Cornelis Kaimu,
memanjat dan menjual kelapa muda. Ketika
anak-anak seusia mereka yang berada di Jawa mempunyai mainan mobil-mobilan,
mainan mereka adalah parang dengan panjang sepanjang 15 cm.Dengan kondisi Papua
yang bahan makanan mahal,jumlah sekolah dan guru kurang, fasilitas kesehatan
minim ini. Kalau orang-orang di luar Papua ada yang mengeluh merasa diperlakukan
tidak adil, merasa paling kesusahan, paling
miskin, paling menderita dengan hal sepele, tidak tahukah mereka bahwa rakyat
papua ini sebenernya lebih susah.
Sekotak wafer superman sudah jadi barang mewah, membuat mata mereka
berbinar-binar senang. Sebenarnya siapa yang diperlakukan tidak adil disini.
Saya tidak mau banyak omong, menghujat sana-sini siapa yang salah, saya tidak
mau menjadi wasit sepak bola, yang pekerjaannya menyemprit tiap saat – “Offside”, “handball’,”pemerintah
salah”,”turunkan presiden” dan seterusnya. Bukankah kita juga bisa menjadi
pemain bola yang baik. Yang mengajarkan kita untuk berfikir kreatif –“what
can I do?”,”saya harus ikut membantu”, dan seterusnya. Lebih baik ikut membantu, ikut partisipasi, sekecil apapun itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar