Beberapa hari kemaren saya tidak bisa menyalakan
TV karena jenset rusak, tidak ada listrik. Jadi baru tahu ada berita demo
besar-besaran tentang kenaikan BBM hari ini. Saya memang bukan orang Papua,
hanya bertugas dan mendapat penempatan di Papua. Melihat tayangan demo di TV saya merasa
miris. Disini ada sudut pandang dan pernyataan kami, saya dan teman-teman saya
di Papua, saudara kita sebangsa setanah air Indonesia, semoga bisa membuka
mindset dan cara berfikir kita.
Kami masyarakat Papua setuju dengan Kenaikan
BBM, dengan harga Rp 6000/liter pun tak jadi masalah, yang penting SPBU jangan
kosong. Toh kami terbiasa membelibensin eceran dengan harga Rp 15.000 – Rp
40.000,- Hingga kalau kekosongan BBM
kami bisa beli bensin eceran hingga Rp 50.000/liter. Jadi kalian di Jawa, Bali,
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi coba lihat nasib kami, saudara kalian yang
tinggal di daerah, khususnya wilayah Indonesia Timur. Kami kekosongan SPBU
bahkan sampai ber minggu-minggu sudah hal biasa. Kalian kekosongan 1-2 hari sudah
ribut luar biasa, diliput media pula, sedangkan kami tidak pernah diperhatikan.
Ingat!!! Indonesia bukan hanya wilayah barat dan tengah, masih ada Indonesia
wilayah Timur. Lihatlah saudara-saudara kita di pedalaman Papua, di Mappi
bensin Rp 15.000, Tolikara Rp 30.000, Yahukimo Rp 30.000, Pegunungan Bintang Rp 35.000, Puncak Jaya Rp 40.000,- . Teman saya di
Puncak Jaya kemaren padam listrik 24 hari, tidak bisa menyalakan listrik karena
SPBU kosong, sekali ada bensin harus antri dari subuh sampe jam 12 siang itu
pun hanya dapat 5 liter. Ini hanya sebagian dari contoh, saya yakin Rakyat
Indonesia adalah bangsa yang besar, yang ulet, dan pekerja keras, kita dapat
bertahan dengan kenaikan BBM ini. Rakyat Papua aja bisa masa yang lain gak
bisa.
Kami bukan mewakili Pemerintah, Partai, ORMAS,
maupun LSM. Kami hanya ingin mencoba pikiran teman-teman agar tidak sering
mengeluh dan bertindak anarkis. Mari kita berusaha bekerja lebih keras lagi,
lebih berusaha lagi, lebih kreatif lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Saya
yakin kita, bangsa Indonesia BISA bertahan.
miris ya liat berita di tv pendemo pada ricuh gara2 menolak BBM naik..
BalasHapus