Ini pertama kalinya saya ke Pulau Borneo. Saya bersyukur kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik yang lulusannya pasti tersebar di seluruh Indonesia. Jadi pasti ada tebengan dan guide dimana-mana. hee.. Jadi pas ada promo tiket ke Kalimantan Selatan sahabat saya itu menawarkan untuk berkunjung kesana. Ke Martapura yang terkenal dengan permatanya, sarapan di Pasar Apung, dan ke Pulau Kembang.
Pasar Martapura sudah terkenal dengan permatanya yang berkualitas tinggi dan murah (dibanding beli di jawa). Selain terkenal akan permata, Martapura juga merupakan pusat sentra kerajianan kayu. Banyak toko-toko tradisional yang menjual kalung, tasbih, gelang pukaha, bros, dan tentu saja kain batik khas banjarmasin yaitu kain sasirangan yang cantik.
Selain Pasar Martapura, Kota Banjarmasin juga terkenal dengan Sungai Barito. Sungai Barito merupakan sungai terpanjang ke tiga setelah Sungai Kapuas Kalbar dan Sungai Mahakam Kaltim, hanya saja Sungai Barito menjadi sungai terbesar di Indonesia karena lebarnya yang lebih dari 1 km dan panjangnya yang membentang sepanjang 909 km, ini hampir sepanjang pulau jawa. Sungai Barito merupakan urat nadi bagi masyarakat yang tinggal di bantarannya, semua aktifitas dilakukan disini mulai dari mandi, gosok gigi, memcuci piring, mencuci baju, dan berwudhu.
Di Sungai barito inilah terdapat pasar unik, yaitu Pasar Apung dimana transaksi jual belinya terjadi di atas sungai. Karena itulah untuk ke pasar apung kita harus menyewa perahu motor kecil yang muat untuk 5-8 orang atau biasa disebut klotok. tarif sewa klotok tergantung dari mana kita naik, kemarin saya dan kawan-kawan menyewa klotok dengan sewa Rp 150.00,00 (termasuk ke Pulau Kembang) dari daerah Kuin. Pasar Apung ini buka mulai dari jam 5-8 pagi.
Memasuki Sungai Barito, ombak sangat terasa sekali menggoncang klotok ketika berpapasan dengan perahu lain, Para pedagangpun langsung menyerbu, mereka menawarkan barang dagangan masing-masing yang pada umumnya adalah buah-buahan,hasil dari kebun mereka. Bila ingin menyeruput secangkir teh atau menikmati makanan ringan disinipun tersedia warung kopi terapung, tinggal panggil maka para pedagang akan merapatkan perahu mereka.
Kurang lengkap kalo berkunjung ke Sungai Barito jika tidak berkunjung ke Pulau Kembang yang merupakan wisata andalan sungai barito , di pulau ini hidup hidup ratusan monyet ekor panjang hidup bebas. Masuk tempat wisata ini dikenakan tarif Rp 5000/orang. Karena banyak monyet-monyet liar maka saya sarankan untuk menyewa guide (guide disini tidak mematok tarif) untuk menghalau monyet ketika kita memberi makan karena monyet-monyet pasti berebutan dan tentunya untuk memandu kita keliling pulau.
Pasar Martapura sudah terkenal dengan permatanya yang berkualitas tinggi dan murah (dibanding beli di jawa). Selain terkenal akan permata, Martapura juga merupakan pusat sentra kerajianan kayu. Banyak toko-toko tradisional yang menjual kalung, tasbih, gelang pukaha, bros, dan tentu saja kain batik khas banjarmasin yaitu kain sasirangan yang cantik.
Selain Pasar Martapura, Kota Banjarmasin juga terkenal dengan Sungai Barito. Sungai Barito merupakan sungai terpanjang ke tiga setelah Sungai Kapuas Kalbar dan Sungai Mahakam Kaltim, hanya saja Sungai Barito menjadi sungai terbesar di Indonesia karena lebarnya yang lebih dari 1 km dan panjangnya yang membentang sepanjang 909 km, ini hampir sepanjang pulau jawa. Sungai Barito merupakan urat nadi bagi masyarakat yang tinggal di bantarannya, semua aktifitas dilakukan disini mulai dari mandi, gosok gigi, memcuci piring, mencuci baju, dan berwudhu.
Di Sungai barito inilah terdapat pasar unik, yaitu Pasar Apung dimana transaksi jual belinya terjadi di atas sungai. Karena itulah untuk ke pasar apung kita harus menyewa perahu motor kecil yang muat untuk 5-8 orang atau biasa disebut klotok. tarif sewa klotok tergantung dari mana kita naik, kemarin saya dan kawan-kawan menyewa klotok dengan sewa Rp 150.00,00 (termasuk ke Pulau Kembang) dari daerah Kuin. Pasar Apung ini buka mulai dari jam 5-8 pagi.
Memasuki Sungai Barito, ombak sangat terasa sekali menggoncang klotok ketika berpapasan dengan perahu lain, Para pedagangpun langsung menyerbu, mereka menawarkan barang dagangan masing-masing yang pada umumnya adalah buah-buahan,hasil dari kebun mereka. Bila ingin menyeruput secangkir teh atau menikmati makanan ringan disinipun tersedia warung kopi terapung, tinggal panggil maka para pedagang akan merapatkan perahu mereka.
Kurang lengkap kalo berkunjung ke Sungai Barito jika tidak berkunjung ke Pulau Kembang yang merupakan wisata andalan sungai barito , di pulau ini hidup hidup ratusan monyet ekor panjang hidup bebas. Masuk tempat wisata ini dikenakan tarif Rp 5000/orang. Karena banyak monyet-monyet liar maka saya sarankan untuk menyewa guide (guide disini tidak mematok tarif) untuk menghalau monyet ketika kita memberi makan karena monyet-monyet pasti berebutan dan tentunya untuk memandu kita keliling pulau.
"Saya bersyukur kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik yang lulusannya pasti tersebar di seluruh Indonesia"..like this
BalasHapussemua mesti ada alasane, dadi disyukuri ae... lumayan tebengan akeh hehe:p
Hapusiyaaa,,, permatanya murah-murah.. dulu pernah nemu aksesoris persis di surabaya.. aku beli di martapura cuma 80rb, di pasar atom dijual 250rb..
BalasHapusiyooo...hargane jauh dibanding jawa, bros batu kalimantan gede cuman 20 ribu, padahal di jawa bisa 120 ribuuu...wewww..hihiii
Hapus