Dimanapun dan kapanpun jika lampu di dada ultramen itu menyala, saya pasti berlari kesana. Dimanapun dan kapanpun. Tengah malam maupun saat ditengah hinggar bingar. Karena ketika posisi dibalik selalu juga seperti itu, bahkan lebih cepat sebelum lampu ultramenku menyala. Mengisi bahan bakarnya sampai penuh kemudian kita kembali tertawa lagi.
Tapi sekarang. Satu hal yang sangat paling menyesakkan dan selalu saya takutkan akhirnya terjadi. Ketika saya tidak bisa lagi berlari. Rasa paling sakit adalah ketika orang yang kita sayangi sangat membutuhkan kita, namun kita tidak dapat berbuat apa-apa, tidak bisa membantunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar