Tanah Merah, 5 Agustus 2011
Selasa,2 Agustus 2011 kemaren seharusnya saya balik ke Jayapura. Tapi karena ada perbaikan di Bandara Tanah Merah jadi untuk sementara bandara tidak beroperasi dan karena keadaan Jayapura yang sedang tidak kondusif beberapa hari kemaren. Saya putuskan tinggal beberapa hari lagi di tanah merah. Sekaligus menyelesaikan PPLS yang belum kelar kemaren. Matching data satu kabupaten sampai mata picing. Dan harus membantu ksk mencacah Sakernas yang harus selesai minggu pertama Agustus,karena kasihan kalo tidak selesai mereka tidak bisa ikut prajab.
Mencacah disini,tidak sesusah seperti di Jawa. Disini orang-orangnya cenderung welcome dan membantu. Walau kadang banyak ibu-ibu mengira kita mau ngasih bantuan. Kami hanya mengumpulkan data. Membantu lewat data.
Yang menjadi ujung tombak adalah KSK (Koordinator Statistik Kecamatan) yang membawahi tiap kecamatan. Mereka yang turun ke lapangan langsung. Di sini kecamatan disebut dengan distrik. Dan disetiap kecamatan dibawahi oleh satu ksk. Kemaren saya ikut Pak Nardi mengantarkan dokumen ke Distrik Mindiptana yang berada 70 km dari Kab. Boven Digoel. Ini setara dengan jarak Malang-Surabaya. Dan disini itu adalah jarak satu distrik. Itu distrik yang tergolong dekat. Trus yang tergolong jauh, jauhnya kayak apa yaa??
Jalan ke Mindiptana. Hanya ada satu kata mengungkapkannya. Ajur!! Meski naek mobil yang sudah dimodif sedemikian rupa, didalam mobil rasanya masih seperti kocokan arisan. Sepanjang jalan hanya ada 2-4 rumah penduduk yang terbuat dari papan dan beratap daun rumbia kemudian hutan berkilo-kilo meter lagi baru menemukan 1-2 rumah lagi dan hutan lagi. Dan anehnya saya menjumpai 2-3 bangunan pasar yang tak terurus hasil PNPM Mandiri disepanjang jalan hutan itu. Dan sepertinya memang tidak dimanfaaatkan. Coba pikir, siapa yang mau berjualan di tengah-tengah hutan seperti ini? Siapa yang beli? Bah!! Percuma. Dana turun,tapi tidak tepat guna. Asal dana turun. Dimakan sendiri oleh orang-orang besar. Ada beberapa sekolah,namun tidak ada guru yang mengajar. Ternyata jumlah guru yang katanya berjuta-juta itu kemana ya??
Distrik Mindiptana tidak jauh beda dengan Boven pada umumnya. Tanahnya merah, sumber airnya dari air hujan, listrik jam 6-12 malam. Namun sudah ada bandaranya sendiri. Karena menggunakan kapal perintis yang bersubsidi jadi harganya lebih murah. Ke Merauke hanya Rp 350.000,- dan melayani seminggu 3 kali. Sinyal sudah tidak ada sama sekali, jadi komunikasi di Distrik Mindiptana ini menggunakan antena SSB.
Karena sudah memasuki Agusts di depan tiap rumah itu dipasang bendera merah putih. Bendera merah putih dan umbul-umbul berbagai warna dan ukuran menghiasi jalan-jalan dan pemukiman warga. Ada yang baru dan berwarna cerah. Namun ada juga yang berwarna kusam karena dijadikan barang inventaris yang bisa dipakai berulang-ulang untuk acara perayaan.
Umbul-umbul itu dikaitkan pada sebatang bambu ukuran besar dan panjang yang ditanamkan di tanah. Gapura depan gang dipasangi umbul-umbul ukuran besar yang melambai sampai tanah. Ketika kendaraan berkelebat umbul-umbul merah putih ini bergoyang seolah bersorak meneriakkan kata “Merdeka!! Kita merdeka!!”. Yang sebenarnya saya yakin mereka belum menikmati arti kemerdekaan yang sesungguhnya.
Benarkah mereka sudah merdeka? Benarkah mereka sudah mendapatkan hak yang seharusnya mereka dapatkan? Apakah karena mereka tinggal di pedalaman hutan tidak butuh akses jalanan yang mudah? Apakah karena mereka jauh beribu-ribu mile dari ibu kota mereka tidak butuh pendidikan yang layak? Kesehatan? Bagaimana juga dengan kesehatan?
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) :
"Tiap - tiap warga negara berhak atas perkerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan"
KISAH NYATA..............
BalasHapusAss.Saya ir Sutrisno.Dari Kota Jayapura Ingin Berbagi Cerita
dulunya saya pengusaha sukses harta banyak dan kedudukan tinggi tapi semenjak
saya ditipu oleh teman hampir semua aset saya habis,
saya sempat putus asa hampir bunuh diri,tapi saya buka
internet dan menemukan nomor Ki Kanjeng saya beranikan diri untuk menghubungi beliau,saya di kasih solusi,
awalnya saya ragu dan tidak percaya,tapi saya coba ikut ritual dari Ki Kanjeng alhamdulillah sekarang saya dapat modal dan mulai merintis kembali usaha saya,
sekarang saya bisa bayar hutang2 saya di bank Mandiri dan BNI,terimah kasih Ki,mau seperti saya silahkan hub Ki
Kanjeng di nmr 085320279333 Kiyai Kanjeng,ini nyata demi Allah kalau saya tidak bohong,indahnya berbagi,assalamu alaikum.
KEMARIN SAYA TEMUKAN TULISAN DIBAWAH INI SYA COBA HUBUNGI TERNYATA BETUL,
BELIAU SUDAH MEMBUKTIKAN KESAYA !!!
((((((((((((DANA GHAIB)))))))))))))))))
Pesugihan Instant 10 MILYAR
Mulai bulan ini (juli 2015) Kami dari padepokan mengadakan program pesugihan Instant tanpa tumbal, serta tanpa resiko. Program ini kami khususkan bagi para pasien yang membutuhan modal usaha yang cukup besar, Hutang yang menumpuk (diatas 1 Milyar), Adapun ketentuan mengikuti program ini adalah sebagai berikut :
Mempunyai Hutang diatas 1 Milyar
Ingin membuka usaha dengan Modal diatas 1 Milyar
dll
Syarat :
Usia Minimal 21 Tahun
Berani Ritual (apabila tidak berani, maka bisa diwakilkan kami dan tim)
Belum pernah melakukan perjanjian pesugihan ditempat lain
Suci lahir dan batin (wanita tidak boleh mengikuti program ini pada saat datang bulan)
Harus memiliki Kamar Kosong di rumah anda
Proses :
Proses ritual selama 2 hari 2 malam di dalam gua
Harus siap mental lahir dan batin
Sanggup Puasa 2 hari 2 malam ( ngebleng)
Pada malam hari tidak boleh tidur
Biaya ritual Sebesar 10 Juta dengan rincian sebagai berikut :
Pengganti tumbal Kambing kendit : 5jt
Ayam cemani : 2jt
Minyak Songolangit : 2jt
bunga, candu, kemenyan, nasi tumpeng, kain kafan dll Sebesar : 1jt
Prosedur Daftar Ritual ini :
Kirim Foto anda
Kirim Data sesuai KTP
Format : Nama, Alamat, Umur, Nama ibu Kandung, Weton (Hari Lahir), PESUGIHAN 10 MILYAR
Kirim ke nomor ini : 085320279333
SMS Anda akan Kami balas secepatnya
Maaf Program ini TERBATAS .